Nurdin Khalid Dianggap Licik dalam Munas Golkar

0
515

ilustrasi-golkar-retak-3-140520-andriDenpasar, LiputanIslam.com--Beredarnya rekaman suara Ketua DPP Golkar, Nurdin Halid, seolah membuktikan adanya praktik licik dalam Munas Partai Beringin ini. Nurdin selaku Ketua SC Munas telah memimpin rapat rahasia di Bali bersama sejumlah Ketua DPD I Golkar.

Dalam rekaman rapat yang beredar pada Senin (1/12/2014) itu, terdengar suara Nurdin Halid menceritakan pengalaman Munas PSSI di Bali. Pengalaman itu menjadi dasar menyusun rekayasa politik yang dilakukan pada Sabtu, 29 November 2014 malam atau sehari jelang Munas IX.

“Pertama kita harus kuasai pembuatan tata tertib Munas. Ini licik, ini licik memang. Tapi kita harus punya jagoan-jagoan sidang atau ‘floor leader’ dan jagoan itu adalah Bapak-bapak sekalian. Pilih dua orang tiap provinsi untuk jadi jagoan sidang, masalah nanti jadi tiga atau empat itu tidak masalah. Nanti para jagoan ini berargumentasi dan berdebat secara keras, berkelahi pun boleh,” ujar Nurdin dalam rekaman tersebut.

Dua orang ‘jagoan’ tersebut akan diminta ‘membuat onar’ untuk memancing jagoan Munas lain berpendapat. Setelah itu akan mengerucut pasal tata tertib yang sudah disiapkan sebelumnya.

“Di sini ada Wakil Ketua Bidang Organisasi ini Pak Freddy (Freddy Latumahina). Dia akan jelaskan mengenai tata tertib. Tapi sebelumnya hati kita sudah satu kan?” kata Nurdin lagi.

Kemudian Freddy pun menjelaskan mengenai tata tertib Munas sebelumnya yang hanya ‘copy-paste’ dari AD/ART. Dia pun usul supaya Pasal 22 diubah supaya memudahkan pemenangan Ical.

“Baik Saudara sekalian para floor leader, Munas ini sukses apabila Pak ARB (Ketum Aburizal Bakrie) terpilih. Munas ini sukses bergantung Saudara-saudara bahwa tak ada pilihan lain. Ini Tatib yang mungkin baru pertama kita lihat,” kata Freddy.

Airlangga Mundur, Ical Calon Tunggal

Beredarnya rekaman ini seolah menjadi bukti pernyataan calon ketua umum Golkar, Airlangga Hartarto. Airlangga  mundur dari bursa pencalonan dengan alasan ada tanda-tanda proses pemilihan ketua umum Golkar berlangsung tidak demokratis.

Dalam aturan tata tertib pemilihan calon, Airlangga merasa terdapat pasal memberatkan. Awalnya, calon mengumpulkan 30 persen suara untuk maju ke babak selanjutnya. Pemberian suara itu juga dilakukan tertutup.

“Namun, aturan itu diubah menjadi surat dukungan yang ditandatangani pada tanggal Munas,” kata Airlangga seperti dikutip Tempo (1/12).

Airlangga mengklaim telah mengumpulkan 251 surat dukungan. Tapi ini menjadi berlaku. Musababnya, kata Airlangga, tanggal surat itu sudah kadaluarsa. Airlangga menyebut surat dukungan itu tidak mewakili suara.

“Harusnya proses pemilihannya terbuka dan votingnya tertutup dengan memasukkan ke bilik suara,” katanya.

Namun Airlangga tak bersedia berkomentar atas beredarnya rekaman suara Nurdin Khalid. Kini, ARB jadi satu-satunya calon ketua umum, dan hampir dipastikan akan menang secara aklamasi. (fa)

DISKUSI: