Salah satu korban selamat, Alvian, warga Desa Sukameriah, mengisahkan, segera setelah mendengar letusan gunung, dia dan kerabatnya, Doni, keluar rumah dan lari menjauh. Alvian selamat dari awan panas, sementara Doni mengalami luka bakar akibat awan panas itu. Kini Doni sedang dirawat di RS Efarina Etaham, Berastagi.
Awan panas (nuee ardente) merupakan salah satu efek paling berbahaya yang menyertai letusan gunung. Awan panas adalah aliran suspensi yang terdiri dari batu, kerikil, abu, pasir dalam bentuk gas panas yang keluar dari gunung api dan mengalir turun mengikuti lerengnya dengan kecepatan mencapai lebih dari 100 km per jam sejauh puluhan kilometer. Aliran awan panas tersebut tampak seperti awan bergulung-gulung yang menuruni lereng gunung api. Temperatur paling rendah dari awan tersebut sekitar 100 °C, namun bisa juga mencapai 1000 °C.
Secara visual, awan panas tampak menyerupai domba-domba yang sedang menyusuri lereng. Itulah sebabnya, dalam bahasa Jawa, awan panas diistilahkan wedhus (kambing) gembel.
Awan panas bergerak dengan sangat cepat dan sanggup melewati penghalang alami, seperti bukit atau tebing. Saking cepat dan panasnya, awan panas ini dapat menghancurkan semua dilewatinya. Efeknya bagi makhluk hidup berupa luka bakar hingga kematian yang disebabkan oleh temperatur yang tinggi dan debu panas yang masuk ke paru-paru. (dw/detik/republika)
Heboh Drone Hizbullah Masuk Israel
24/02/2022Rusia dan Ukraina Hadapi Situasi Genting
23/02/2022
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini