Menteri Pertahanan Ryamizard Sebut 3 Persen Anggota TNI Berpaham Radikal
LiputanIslam.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan bahwa ada 3 persen anggota TNI yang terpapar paham radikal dan ingin mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi khilafah, sehingga Pancasila makin tergerus.
“Sekarang sudah mulai Pancasila luntur. Sekarang mungkin enggak ada masalah. Tapi 20-30 tahun lagi, kalau kita biarkan, itu pemimpin bangsa ini mungkin yang kemarin 30 tahun lalu masih mahasiswa, ke depan dia akan jadi Presiden, akan jadi Panglima TNI, atau Kapolri, dia menganut khilafah, selesai bangsa ini,” ungkap Ryamizard dalam acara halal bihalal bersama anggota dan purnawirawan TNI di GOR Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (19/6).
Baca juga: Polwan Terindikasi Radikalisme Ditangkap
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan melakukan penelitian bahwa ada beberapa kalangan masyarakat yang meragukan Pancasila, yaitu 23,4 persen mahasiswa, 23,3 persen pelajar SMA, 18,1 persen pegawai swasta, 19,4 persen pegawai negeri sipil, dan bahkan 9,1 persen pegawai BUMN.
Ryamizard mengaku prihatin dengan hasil penelitian tersebut. Menurutnya masyarakat terlebih anggota TNI adalah penjaga ideologi negara. Ditambah sumpah pertama prajurit TNI adalah setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam acara halal bihalal tersebut, ribuan anggota TNI hadir.
Menanggapi pernyataan Menhan tersebut, intelijen sekaligus pengamat terorisme, Harits Abu Ulya, menyatakan bahwa pernyataan Menhan berbasis data namun substansinya masih menjadi perdebatan.
“Yang menjadi masalah dan blunder adalah ketika pernyataan itu meski berbasis data namun substansinya masih menjadi perdebatan,” ucap Harits dalam keterangan tertulis, Kamis (20/6).
Menurut Harits, Ryamizard harus memperjelas tolak ukur atau parameter seorang anggota TNI yang terpapar radikalisme. Karena bisa saja anggota TNI tersebut sedang rajin memperdalam agama di sela-sela tugasnya. Apakah seseorang yang belajar itu dianggap terpapar radikalisme. (Ay/Tempo)