Jakarta, LiputanIslam.com — Tidak ingin kasus munculnya nama capres Jokowi dalam UN SMA beberapa waktu lalu terulang lagi, Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, menjamin tak akan ada lagi kasus penggunaan nama tokoh-tokoh politik dalam naskah Ujian Nasional. Kasus naskah yang terlanjur dicetak saat ini telah ditarik dan diganti dengan naskah yang baru.
“Kita lihat saja besok, apakah nama-nama itu keluar,” ujarnya, Kamis (1/5).
Penggunaan nama tokoh politik sempat menuai kontroversi saat pelaksanaan UN untuk siswa tingkat menengah atas beberapa pekan lalu. Yang santer dibicarakan adalah pemuatan nama calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo dalam naskah ujian untuk mata pelajarn Bahasa Indonesia.
Belakangan, naskah serupa ditemui dalam naskah UN tingkat SMP seperti yang dilaporkan Dinas Pendidikan Provinsi Bali. Pemuatan kembali soal dengan nama Joko Widodo dalam naskah mata pelajaran Bahasa Indonesia itu dinilai tidak tepat lantaran cenderung mengarahkan dan mencampuradukkan urusan politik dalam dunia pendidikan.
Joko Widodo bukanlah satu-satunya nama tokoh politik yang pernah dimuat dalam naskah ujian SMA. Dahlan Iskan, peserta konvensi Partai Demokrat, pun pernah termuat. Namun sayang, Nuh enggan menjelaskan berapa banyak naskah yang terpaksa ditarik. Begitupun alokasi dana kementerian yang terpaksa dikeluarkan untuk mengoreksi kesalahan dalam naskah SMP.(ca/tempo.co)
Heboh Drone Hizbullah Masuk Israel
24/02/2022Rusia dan Ukraina Hadapi Situasi Genting
23/02/2022
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini