LSM Jerman akan Seret Bush dan Cheney ke Pengadilan
Berlin, LiputanIslam.com — LSM yang berbasis di Jerman, European Center for Constitutional and Human Rights (ECCHR) tengah memulai langkah hukum untuk menyeret mantan Presiden AS George W Bush dan wakilnya Dick Chenedy ke pengadilan atas tuduhan kejahatan kemanusiaan.
Situs thetruthseeker.co.uk melaporkan, Minggu (8/3), kedua mantan pejabat tinggi itu dituduh bertanggungjawab atas program penyiksaan yang dilakukan dinas inteligen AS CIA sebagaimana terungkap dalam laporan Senat AS akhir tahun lalu.
Seruan untuk dilakukannya penyelidikan kasus itu oleh para aktifis HAM Jerman muncul setelah seorang warga Jerman, Khalid El-Masri, yang ditangkap oleh CIA tahun 2004 karena kesalahan identitas, mengalami penyiksaan saat ditahan di Afghanistan.
Sekjen ECCHR Wolfgang Kaleck mengatakan: “Dengan melakukan penyelidikan terhadap pejabat-pejabat pemerintahan Bush, Jerman akan membantu memastikan bahwa mereka yang bertanggungjawab atas penculikan, pelecehan dan panahanan ilegal tidak akan melenggang tanpa hukuman.”
Sementara itu dalam wawancara dengan radio dan situs independen Democrazy Now baru-baru ini, Michael Ratner, presiden emeritus Center for Constitutional Rights dan Ketua ECCHR mengatakan bahwa Bush dan Cheney dan kawan-kawan tidak akan bisa membela diri atas tuduhan tindakan penyiksaan dan karenanya harus dihukum.
“Saya sangat tidak setuju bahwa Bush, Cheney, dan lain-lainnya akan bisa membela diri. Ini bukan sekedar sebuah memo biasa yang beredar di kantor kejaksaan agung AS. Ini adalah tentang memo-memo yang dibuat oleh orang-orang yang kami percaya, harus dihukum. Ini adalah bagian dari konspirasi yang memungkinkan mereka bisa melakukan penyiksaan. Namun itu tidak berlaku di sini,” kata Ratner.
Khalid El-Masri tengah berlibur di Skopje, Macedonia, saat ia diseret dari sebuah bus oleh agen agen pemerintah, disodomi dan dicekoki obat-obatan. Ia kemudian dibawa ke sebuah tempat rahasia yang hanya dikenal dengan istilah “Cobalt” dalam laporan penyiksaan CIA. Setelah empat bulan, CIA baru menyadari bahwa ia bukan buronan yang dicari, namun tetap ditahan dan disiksa. Selanjutnya ia dilepas begitu saja di satu tempat.
Dalam wawancara dengan Democrazy Now, Masri mengatakan: “Saya adalah satu-satunya tahanan di Kabul yang mendapat perlakukan lebih baik daripada rekan-rekan tahanan lainnya.”
Menurut Masri para tahanan mendapat berbagai bentuk siksaan, yang paling menyakitkan adalah siksaan mental seperti dipaksa terus-menerus mendengar suara musik yang memekakkan telinga hingga berhari-hari, atau digantung dalam kondisi telanjang di dalam ruangan bersuhu ekstrim.(ca)