Laporan Sementara Sebutkan MH17 Dihantam oleh Sejumlah Obyek

0
512

mh17 bangkaiDen Hag, LiputanIslam.com — Badan Keselamatan Belanda yang memimpin penyelidikan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 menyebutkan bahwa beberapa obyek berkekuatan besar telah menghantam pesawat tersebut di udara sehingga meledak. Namun tidak ada laporan yang memastikan tentang obyek-obyek tersebut.

Dalam laporan sementara yang dirilis hari ini (9/9) juga disebutkan tidak ada bukti adanya masalah teknis maupun kesalahan manusia dalam musibah itu.

“Tidak ada indikasi bahwa jatuhnya MH17 disebabkan oleh kesalahan teknis atau oleh tindakan-tindakan kru pesawat,” demikian laporan itu menyebutkan, sebagaimana dikutip kantor berita RIA Novosti.

“Gambar-gambar yang ada menunjukkan bahwa potongan-potongan tubuh pesawat tersebar di banyak tempat. Pola kerusakan pada tabung bahan bakar dan kokpit konsisten dengan apa yang disebabkan oleh sejumlah obyek berkekuatan besar yang menghantam pesawat dari luar,” tambah laporan itu.

Laporan menyebutkan, pesawat terbang dalam kondisi normal sampai pukul 13:20:03 (UTC). Komunikasi antar awak pesawat yang terekam tidak menunjukkan adanya masalah teknis. Tidak ada tanda peringatan maupun panggilan darurat.

Laporan juga menyebutkan masih diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menentukan penyebab jatuhya pesawat serta siapa yang bertanggungjawab atas musibah itu.

“Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan lebih tepat apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat dan bagimana pesawat hancur. Kami percaya bahwa bukti-bukti tambahan akan semakin bertambah beberapa waktu nanti. Dari titik ini, tim penyelidik akan memulai bekerja untuk membuat laporan penyelidikan yang definitif (final). Kami mentargetkan akan mempublis laporan itu dalam waktu satu tahun setelah musibah.”

Jubir Badan Keselamatan Belanda Sara Vernooij, kepada RIA menambahkan bahwa laporan akhir akan dibuat oleh tim yang sama dengan anggota yang sama, juga negara-negara yang sama.

Laporan itu dikirim ke beberapa negara yang terkait termasuk Malaysia, Ukraina, Rusia, AS, Inggris, dan Australia.(ca)

DISKUSI: