Kisah Nadia, Korban Pemerkosaan ISIS yang Kini Jadi Duta PBB
Baghdad, LiputanIslam.com—Seorang wanita Irak yang berhasil lari dari penawanan kelompok teroris ISIS, Nadia Murad Basee Taha (23), kini menjadi Duta PBB untuk Kehormatan Korban Perdagangan Manusia (Dignity of Survivor of Human Trafficking).
Kisah memilukan Nadia dimulai pada tanggal 3 Agustus 2014 ketika ISIS menyerang kampung halamannya, Kocho. Ratusan pria terbunuh dalam kejadian tersebut, termasuk adik-adik Nadia. Sementara ia beserta belasan wanita lainnya dibawa ke Mosul yang diklaim sebagai ibukota ISIS. Di sana Nadia berkali-kali dijual sebagai budak seks oleh para teroris, sampai ia berhasil kabur pada bulan November 2014.
Nadia kemudian lari ke Stuttgart, Jerman, di mana ia mendapat perawatan luka di tubuhnya. Setelah itu ia pindah ke Amerika Serikat dan menjadi aktivis untuk membantu memberikan kesadaran atas kejahatan yang dilakukan ISIS terhadap para wanita Irak, dan untuk mengadvokasi perdagangan manusia.
Pada bulan Januari 2016, pemerintah Irak menominasikan Nadia dalam Penghargaan Perdamaian Nobel atas pengabdiannya sebagai aktivis. Dan pada Jumat (16/9/16), ia ditunjuk sebagai Duta untuk Kehormatan Korban Perdagangan Manusia oleh PBB.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengatakan dalam pelantikan di New York bahwa ia melihat Nadia sebagai sosok yang senantiasa menyuarakan pihak-pihak yang tertindas.
“Nadia berhasil bertahan menghadapi kejahatan yang mengerikan. Saya menangis saat mendengar kisahnya. Saya menangis bukan hanya karena sedih, tetapi juga karena tersentuh melihat kekuatan, keberanian, dan kehormatan yang dimiliki Nadia. Dia lantang menyerukan dunia di mana semua orang dapat hidup dalam damai,” kata Ban.
Pada bulan Agustus 2014, kelompok ISIS menyerang kawasan Sinjar dan secara sistematis membunuh dan memperbudak ribuan warga Izadi. PBB melaporkan sekitar 5,000 pria Izadi terbunuh, dan ribuan lainnya yang terdiri dari perempuan dan anak-anak, ditawan dan dijadikan budak seks. (presstv)