Kelompok Militan Libya Rebut Kilang Minyak
Seperti dilaporkan BBC News, Rabu (4/3), pasukan pengawal fasilitas kilang minyak al-Bahi dan al-Mabruk mengundurkan diri setelah kehabisa amunisi dan membiarkannya jatuh ke tangan milisi pemberontak.
Pemerintah dan parlemen Libya yang diakui internasional terlibat perebutan kekuasaan dengan kelompok-kelompok milisi Fajar Libya yang menguasai ibukota Tripoli sejak Agustus tahun lalu. Akibatnya pemerintah dan parlemen memindahkan kantornya ke kota Tobruk di timur Libya.
Hari Selasa (3/3) kedua pihak saling melancarkan serangan udara.
“Para ekstremis menguasai al-Bahi dan al-Mabruk dan sekarang bergerak ke kilang minyak al-Dahra setelah mundurnya pasukan pengawal di kedua kilang minyak itu,” kata Kolonel Ali al-Hassi, jubir militer Libya kepada BBC.
Kilang-kilang minyak itu telah ditutup selama beberapa minggu akibat pertempuran yang berdampak pada penurunan ekspor minyak Libya. Pada bulan Februari lalu sebuah ledakan terjadi di kilang minyak al-Mabruk, menewaskan 11 orang.
Al-Hassi juga mengatakan pesawat-pesawat tempur milik milisi telah menyerang pelabuhan ekspor minyak di al-Sidra, namun mengalami kegagalan. Sebagai balasan, pesawat-pesawat tempur pemerintah menyerang bandara Mitiga di Tripoli yang dikuasai pemberontak. Tidak diketahui korban dalam serangan itu.
Sementara itu PBB terus berupaya menggelar perundingan pihak-pihak yang bertikai di Libya sejak tumbangnya regim Moammar Khadafi tahun 2011 lalu.(ca)