Kasihan Petani Garam…
Indramayu, LiputanIslam.com — Memasuki masa panen raya, harga jual garam rakyat di tingkat petani jatuh. Dikhawatirkan, kondisi itu akan lebih parah saat puncak masa panen raya.
Berdasarkan laporan Republika, 25 September 2014, di sentra tambak garam Desa Santing, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, harga garam di tingkat petani hanya berkisar Rp 40 ribu – 45 ribu per kuintal. Harga itu menurun tajam dibandingkan Juli lalu yang mencapai Rp 70 ribu per kuintal.
”Harga garam turun karena pasokannya saat ini sedang melimpah,” tutur seorang petani garam di Desa Santing, Suparmo.
Suparmo mengaku memiliki 15 petak tambak garam. Setiap hari, dia bisa memproduksi sekitar lima kuintal garam dari setiap tiga unit tambak garam.
Seorang petani garam lain, Rasdi, menambahkan, selain pasokan yang berlimpah, anjloknya harga garam juga disebabkan adanya permainan tengkulak dalam jual beli garam. Menurutnya, tengkulak sengaja menekan harga beli garam serendah mungkin. Biasanya harga jual garam akan terus turun dan mencapai titik terendah pada pertengahan November. Dia berharap, pada tahun ini harga garam tak sampai jatuh pada harga Rp 30 ribu per kuintal.
”Saya sih berharap harga garam tetap berada di kisaran Rp 50 ribu per kuintal,” tandas Rasdi.
Ironisnya, pemerintah menargetkan produksi garam Indonesia mencapai 3,3 juta ton untuk tahun ini, dan mencapai swasembada tahun depan.
“Tahun ini target kita, kita akan memproduksi garam 3,3 juta ton. Untuk memastikan kita swasembada,” kata Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sudirman Saad, seperti dilansir Detik.com, 12 Maret 2014.
Kebutuhan garam saat ini di Indonesia mencapai 3,5 juta ton yang masing-masing adalah untuk konsumsi masyarakat sebanyak 1,5 juta ton, dan sebanyak 2 juta ton untuk garam industri.
Sudirman mengatakan, pemerintah akan merangsang petani untuk menggenjot produksi garam di dalam negeri, sehingga tidak ada lagi impor. Pemerintah memberikan subsidi Rp 5 juta untuk satu petani garam agar bergairah menggenjot produksi garam.
Namun manakala petani telah bekerja keras untuk meningkatkan produksi garam, hingga pasokan melimpah seperti sekarang, pemerintah abai terhadap harga dan membiarkan petani dipermainkan tengkulak. (ph)