Karzai Ancam Usir Amerika

0
509

Hamid-Karzai-_1522214cKabul, liputanislam.com–“Terima syarat-syarat kami atau pergi!”  Demikian bahasa yang disampaikan Presiden Afghanistan Hamid Karzai kepada Amerika sehubungan dengan terkatung-katungnya perjanjian keamanan Amerika dan Afghanistan mengantisipasi penarikan pasukan asing di Afghanistan.

“Jika Amerika tidak setuju dengan syarat-syarat yang kita tentukan dalam BSA (bilateral security agreement, perjanjian keamanan bilateral), mereka bisa pergi kapanpun dan Afghanistan akan hidup tanpa pasukan asing,” kata Karzai dalam konperensi pers yang digelar di Kabul, Sabtu (25/1).

Menurut Karzai perjanjian keamanan tidak akan memberikan hasil positif jika perdamaian dan keamanan tidak mendapatkan jaminan. Ia juga mengecam Amerika yang dituduhnya telah melakukan langkah-langkah yang salah dalam kebijakan “perang melawan terorisme”.

Menurut Karzai dirinya tidak akan mentolerir rakyat Afghanistan yang tidak bersalah terbunuh setelah ditandatanganinya perjanjian. Ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan mempan oleh intimidasi Amerika untuk menandatangani perjanjian.

Sebelum ini Karzai telah menuduh Amerika tidak memberikan dukungan senjata yang memadai sebagai upaya untuk menekannya segera mendandatangani perjanjian yang diinginkan Amerika. Karzai juga mengecam keberadaan kamp-kamp tahanan Amerika, terutama di Bagram, yang disebutnya sebagai pusat pembiakan terorisme Taliban. Ia menyebut para tahanan di Bagram telah mendapatkan perlakuan tidak manusiawi oleh aparat keamanan Amerika.

Sekjan NATO Anders Fogh Rasmussen beberapa waktu lalu telah mendesak pemerintah Afghanistan untuk segera menandatangani perjanjian keamanan dengan Amerika. Dalam perjanjian yang disusun Amerika itu Amerika diijinkan menempatkan beberapa ribu pasukannya di Afghanistan paska penarikan pendudukan Amerika secara resmi tahun ini. Perjanjian juga memberikan kekebalan hukum bagi para personil militer Amerika yang melakukan pelanggaran.

Para pengamat dan aktifis menuduh perjanjian tersebut hanya menjadi legitimasi pendudukan Amerika di Afghanistan.(CA/press tV)

DISKUSI: