Iran: Jika Ingin Selamatkan JCPOA, Eropa Harus Berani Ambil Resiko
Tehran,LiputanIslam.com—Dalam sebuah wawancara dengan NRC, Deputi Kemenlu Iran, Abbas Araghchi menyebut JCPOA atau kesepakatan nuklir Iran masih bisa diselamatkan, jika Eropa benar-benar berani mengambil resiko.
Araghchi menegaskan, jika mau Eropa harus melakukan upaya lebih keras lagi untuk menyelamatkan JCPOA dengan Iran.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa salah satu hikmah yang bisa kita ambil dari isu JCPOA adalah hasil dari perjanjian itu dan hubungannya dengan gelombang sanksi baru terhadap Iran. Jika begitu, kami mungkin akan merubah cara kami. Bagaimana? Saya masih belum bisa mengatakannya. Hikmah lainnya adalah banyaknya kubu perlawanan yang menyatakan keinginannya untuk bekerjasama dengan Iran.
Baca: Iran Tembak Jatuh Drone Asing
Diplomat Iran itu juga mengomentari inkonsistensi Eropa dalam merespon isu JCPOA. Menurutnya, negara-negara Eropa sangat ingin mempertahankan JCPOA. Namun, langkah yang mereka ambil menunjukkan kegagalan Eropa membendung hegemoni sistem keuangan Amerika.
“Saya harap Eropa bisa mempertahankan kedaulatannya dan membuat perlindungan pada perusahaan-perusahaan mereka dari ancaman sanksi Amerika,” ujarnya.
Menurut Araghchi, orang-orang Eropa harus mau berkorban. Segala sesuatu ada harganya. “Seperti pepatah lama di Iran : Anda tidak akan bisa berenang jika tidak ingin basah,” jelasnya, memberikan isyarat agar Eropa benar-benar serius mempertahankan JCPOA. (fd/Mehrnews)
Latest Posts
Liputan Video
English
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini