Ini Penyebab Kepanikan Barat Saat Aleppo Dibebaskan
Washington, LiputanIslam.com–Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar Jaafari dalam jumpa pers di kantor PBB menyatakan bahwa Barat panik saat Aleppo dibebaskan oleh tentara Suriah karena di kota itu banyak bercokol perwira asing, termasuk dari AS. Pernyataan Jaafari ini bersesuaian dengan pengakuan senator Demokrat, Tulsi Gabbard, bahwa negaranya selama bertahun-tahun telah membiayai para teroris di Suriah.
Jaafari dalam jumpa pers yang digelar Senin (19/12/2016), mengungkap nama-nama para perwira asing itu, yaitu Mutaz Kanaglu (Turki), David Scott Winer (USA), David Shlomo Aram (Israel), Muhammad Tamimi (Qatar), Muhammad Ahmad Assabian (Saudi), Abdul Menham Fahd Al Harij (Saudi), Islam Salam Ezzahran al Hajlan (Saudi), Ahmed bin Naoufel Al Darij (Saudi), Hamad Fahad Al Dousri (Saudi), Qasem Saad Al Shamry (Saudi), Ayman Qassem al Thahalbi (Saudi), Amjad Qasem Al Tiraoui (Jordan), dan Mohammad Ech-Chafihi El Idrisi (Maroko).
(Baca: Perwira Asing Berusaha Kabur dari Aleppo)
Terungkapnya keberadaan para perwira asing ini merupakan pembuktian dari pernyataan Tulsi Gabbard sebelumnya (10/12) bahwa AS mendanai dan mempersenjatai Al-Qaeda dan ISIS.
“Jika Anda atau saya memberi uang, senjata, atau mendukung al-Qaeda atau ISIS, kita akan dijebloskan ke penjara. Mengapa pemerintah kita bisa mendapatkan kebebasan untuk melakukan hal itu?” tulis Gabbard, anggota Senat dari Hawaii, di akun twitternya. Gabbard juga veteran militer AS dan anggota Komite Senat untuk Urusan Luar Negeri dan Persenjataan.
Gabbard telah berinisiatif mengusulkan UU “Hentikan Mempersenjatai Teroris”. Saat itu, Gabbard mengutip laporan dari New York Times dan Wall Street Journal bahwa pemberontak yang didukung oleh AS di Suriah beraliansi dengan Al-Nusra, yang merupakan cabang Al-Qeada.
“CIA juga telah menyalurkan senjata dan uang untuk mereka melalui Arab Saudi, Turki, Qatar dan negara-negara lain yang menyediakan dukungan baik langsung maupun tidak langsung kepada ISIS dan al-Qaeda,” kata Gabbard.
Pernyataan Gabbard ini didukung oleh pidato Hillary Clinton di depan Goldman Sachs. Saat itu Clinton mengatakan Arab Saudi, Qatar, dan Emirat mendanai “mujahidin” di Suriah. (dw)