Giliran Inteligen Jerman Sadap Pejabat AS
Berlin, LiputanIslam.com — Dinas inteligen Jerman telah menyadap setidaknya satu kali percakapan telepon yang dilakukan mantan Menlu dan ibu negara AS, Hillary Clinton.
Media Jerman Sueddeutsche Zeitung (SZ) menyebutkan, penyadapan yang dilakukan tersebut berlangsung secara tidak sengaja, ketika Hillary tengah barada di pesawat pemerintah AS. Namun tidak ada penjelasan tentang waktu penyadapan tersebut.
Pemerintah Jerman sendiri membantah upaya melakukan penyadapan sistematis terhadap AS dan menyatakana tidak pernah bermaksud untuk menyadap sesama anggota NATO.
“Fakta bahwa rekaman itu tidak segera dihapuskan menunjukkan “kebodohan” oleh sejumlah pejabat pemerintah di Berlin,” tulis media lainnya, NDR.
NDR menambahkan bahwa Clinton bukan satu-satunya pejabat sekutu Jerman yang disadap. Beberapa pejabat AS dan negara-negara sahabat lainnya telah berulangkali menjadi sasaran penyadapan yang rekamannya beredar di kalangan internal inteligen Jerman dan menjadi bahan analisis.
Tampaknya informasi ini muncul sebagai pengimbang atas munculnya kasus-kasus penyadapan dan mata-mata oleh dinas inteligen AS di Jerman, yang mengesankan lemahnya dinas inteligen Jerman di hadapan AS.
Pada bulan JUli lalu seorang agen CIA yang diidentifikasi sebagai Markus R., ditangkap, menjadi tersangka mata-mata AS yang ditangkap di Jerman. Skandal ini memaksa Jerman mengusir kepala biro CIA di Jerman.
Markus mengaku telah memberikan 218 dokumen rahasia selama 2 tahun dengan imbalan uang senilai lebih dari $34,000.
Salah satu dokumen rahasia yang dibocorkan Markus R. adalah surat perintah “Mission Statement of the Federal Government” (APB) kepada yang berisi instruksi-instruksi tentang topik-topik dan isu-isu serta negara-negara yang harus menjadi obyek pengamatan BND.
Dalam APB tersebut AS tidak termasuk negara yang harus diamati, namun beberapa negara NATO lainnya masuk dalam daftar itu.
Salah satu obyek mata-mata yang menjadi perhatian Markus adalah penyelidikan yang dilakukan Jerman atas dugaan penyadapan AS terhadap Kanselir Angela Merkel dan beberapa warga Jerman lainnya.(ca)