Dahlan Iskan Tak Pedulikan Karyawan BTN yang Tolak Akuisisi

0
458

demo bank btnJakarta, LiputanIslam.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak mempedulikan karyawan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang menolak rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri yang sama-sama perbankan pelat merah.

“Saya nggak peduli. Kalau karyawan mau demo silahkan. Kalau direksi nggak bisa atasi. Silahkan demo ke saya,” kata Dahlan kepada media, Senin (21/4).

Mantan bos PLN tersebut mengaku tidak terlalu ambil pusing terhadap aksi penolakan karyawan bank pelat merah tersebut. Bahkan ia menantang karyawan untuk langsung melakukan aksi unjuk rasa kepada dirinya sebagai Menteri BUMN.

Dahlan menilai aksi penolakan karyawan BTN tersebut tidak mendasar. Pasalnya rencana akuisisi BTN justru akan memperbesar ukuran dan kemampuan BTN di dalam pembiayaan perumahan. Selama ini BTN kurang mampu membiayai sektor perumahan, padahal kebutuhan perumahan terus meningkat.

“Karena akuisisi BTN ini adalah untuk memperbesar BTN. Selama ini, masa BTN nggak mampu memberi pembiayaan perumahan dalam jumlah besar,” jelasnya.

Pasca akuisisi, bank berkode BBTN itu akan menjadi anak usaha Bank Mandiri. Saat ini total saham pemerintah di BTN mencapai 60,14% dan sisanya dimiliki oleh publik. Saham pemerintah itu yang akan dialihkan ke Bank Mandiri

Sebelumnya, ratusan karyawan BTN dari seluruh Indonesia berdemo di kantor pusat BTN di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Karyawan BTN melakukan aksi demonstrasi menolak rencana pemegang saham terkait akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja BTN Satya Wijayantara menjelaskan rencana pemegang saham mayoritas yang diwakili Menteri BUMN Dahlan Iskan terkait akuisisi BTN telah menabrak tiga regulasi sekaligus, yakni Undang-Undang Perseroan Terbatas, Undang-Undang BUMN dan ketentuan pasar modal.

“Pak Dahlan keliru, mungkin kurang paham soal akuisisi. Tidak ada anak perusahaan di dalam perbankan, yang ada merger. Kalau merger harus ikuti visi misi Mandiri sementara Mandiri komersial bukan ritel jadi tidak akan bisa menyatu,” kata Satya.(ca/detiknews)

DISKUSI: