BI: Kondisi Ekonomi Global Semakin Tak Menentu

0
756

Sumber: sindonews.com

Jakarta, LiputanIslam.com— Bank Indonesia (BI) mengatakan kondisi ekonomi global semakin tidak menentu. Bahkan, kondisi ini kemungkinan masih akan berlanjut hingga tahun depan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat kondisi ekonomi dunia menjadi buruk. Pertumbuhan ekonomi global menurun drastis akibat perang dagang ini.

“Perang dagang memburuk banyak negara karena dampak Amerika Serikat dan China. Peringatan presiden (Jokowi) di Bali tahun lalu bahwa Games of Thrones menjadi kenyataan bekerja sendiri,” kata Perry, Jakarta, Kamis (28/11).

Baca: Indef: Pertumbuhan Ekonomi 2020 hanya 4,8 Persen

Meski demikian, Perry mengaku masih optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia pada tahun depan. Dia memprediksi ekonomi Indonesia pada 2020 akan tumbuh di kisaran 5,1 hingga 5,5 persen.

Dia menilai, inflasi 2020 akan tetap sesuai sasaran tiga plus minus satu persen. Kemudian, defisit transaksi berjalan 2020 diprediksi akan berada di kisaran 2,5-3 persen dari PDB dan surplus transaksi modan dan finansial tetap besar. Hal ini akan mendukung stabilitas eksternal.

Selain itu, kurs rupiah pada tahun depan diperkirakan akan bergerak stabil dan pertumbuhan kredit akan mencapai 10-20 persen. Hal ini sejalan dengan penurunan suku Bungan dan membaiknya prospek ekonomi.

“Dalam jangka menengah, prospek ekonomi Indonesia akan semakin baik,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, kondisi ekonomi dunia kini mulai mengerikan. Dia menyebutkan, para pemimipin dunia saat ini khawatir terhadap situasi politik dan ekonomi dunia.

“Dari semua pembicaraan dengan petinggi itu maka satu kesimpulan tampak sekali kekhawatiran para pemimpin dunia mengenai situasi dunia saat ini, baik aspek politik maupun ekonomi,” ujarnya.

Akan tetapi, senada dengan Gubernur BI, Menlu Reto juga menilai, kondisi ekonomi dalam negeri masih cukup baik.  Dia juga berpendapat kondisi di wilayah ASEAN masih menjadi titik cerah bagi perekonomian dunia. (sh/detik/republika)

DISKUSI: