Bentrok Syiah Houthi dengan Salafi Tewaskan 21 Orang

0
1015

A tribesman, loyal to the al-Houthi Shi'ite rebel group, performs a traditional dance at a tribal gathering in SaadaSana’a, liputanislam.com — Bentrokan terbaru antara kelompok Syiah Houthi dengan Salafi di Yaman menewaskan 21 orang dan melukai puluhan orang. Bentrokan terjadi hari Senin (27/1) di beberapa desa di pegunungan Arhab, Provinsi Saada di utara Yaman.

Sumber keamanan Yaman menyebutkan, bentrokan tersebut menandakan runtuhnya gencatan senjata yang telah disepakati antara kelompok Houthi dan Salafi dua minggu lalu untuk mengakhiri bentrokan yang telah menewaskan ratusan orang di kedua kelompok.

Jubir kelompok Houthi Mohammed Abdel-Salam menuduh pemerintah mendukung kelompok ekstremis Salafi memerangi mereka. Awal pekan lalu (27/1) dialog nasional yang digelar pemerintah untuk mengakhiri permusuhan sektarian berakhir tanpa menghasilkan keputusan signifikan meski 2 orang perwakilan kelompok Syiah Houthi tewas ditembak selama berlangsungnya dialaog.

Gerakan Houthi diambil dari nama pemimpin Syiah Hussein Badreddin al-Houthi, pertama kalai muncul tahun 2004 ketika orang-orang Syiah yang merasa selalu dipinggirkan pemerintah, mengangkat senjata. Penganut Syiah di Yaman sebenarnya cukup signifikan jumlahnya, mencapai 40% dari seluruh penduduk Yaman, sebagian besar tinggal di utara Yaman seperti Provinsi Saada. Sampai pertengahan abad 20 di Yaman bahkan masih berdiri negara Imamah Syiah yang kekuasaannya berakhir oleh kudeta militer.

Kaum Syiah Houthi turut berperan besar dalam penggulingan diktator Ali Abdullah Saleh bulan Februari 2012. Saleh yang sebenarnya penganut Syiah justru memerangi kelompok Houthi yang dianggapnya berusaha mengembalikan negara Imamah Syiah, dan dalam upayanya tersebut ia mendapat bantuan dari Amerika dan Saudi Arabia serta suku-suku Sunni dan kelompok-kelompok Salafi.

Pengganti Saleh, Abdrabuh Mansur Hadi, berusaha menghentikan pertumpahan darah dengan menggelar dialog nasional antara kelompok-kelompok yang terlibat pertikaian sektarian.(ca/press tv)

DISKUSI: