Bencana Corona Iran dan Empati Sebagian Negara Arab Teluk Persia

0
2162

LiputanIslam.com –  Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif secara resmi meminta bantuan kepada khalayak dunia dalam upayanya menanggulangi wabah virus corona (Covid-19) yang sedang mengganas di negara republik Islam ini. Permintaan ini disertai ungkapan yang sangat bermakna, yaitu bahwa tidak virus ini mengenal perbedaan pada manusia sehingga manusiapun seharusnya juga tidak membedakan sesamanya.

Tak banyak negara yang merespon permintaan Iran, negara yang paling parah dilanda wabah Covid-19 di dunia setelah China dan Italia itu. Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), dan Qatar termasuk sedikit negara yang memberikan bantuan itu.

Kuwait pada Selasa lalu menyumbang dana US$ 10 juta, sedangkan UEA Senin lalu mengirim dua pesawat berisi bantuan sarana kedokteran dan peralatan medis serba canggih untuk melawan wabah virus mematikan tersebut, sementara Emir Qatar Syeikh Tamin bin Hamad beberapa hari lalu juga mengirim bantuan medis.

Menteri Luar Negeri UEA Syeikh Abdullah bin Zayed bahkan menghubungi Mohammad Javad Zarif untuk menyatakan simpati dan solidaritas UEA kepada bangsa Iran, meskipun kedua negara ini terlibat perselisihan tajam. Kontak telefon ini tergolong langka dan mengesankan sehingga diapresiasi oleh pemerintah Iran, terlebih Zarif sendiri, seperti dilaporkan oleh media Iran.

Sayangnya, Arab Saudi yang seharusnya terdepan dalam penyaluran bantuan kepada negara sekitarnya yang dilanda bencana tanpa lagi memandang faktor geo-politik, ternyata malah bergeming di depan permohonan Iran.

Problema yang dialami Iran dewasa ini tak kepalang tanggung beratnya. Negara ini harus berjibaku melawan wabah yang mengganas dan mematikan di saat sanksi dan embargo Amerika Serikat (AS) tetap mencekiknya tanpa ampun. Di saat perekonomiannya melemah akibat embargo itu, Iran membutuhkan 172 juta lembar masker, 100 juta sarung tangan, 200,000 unit alat deteksi dan pengujian virus, dan 1000 unit alat bantu pernafasan.

Betapapun demikian, Saudi yang tentu memiliki tempat tersendiri di Dunia Islam karena statusnya sebagai Negeri Haramain malah tampak masih enggan membedakan antara persoalan politik dan tragedi kemanusiaan, sementara negara-negara Arab jirannya sudi membedakannya. Ini jelas menandakan adanya error pada rezim Riyadh.

Bagaimana juga, Iran yang mayoritas penduduknya bermazhab Syiah tetap dipandang sebagai bagian dari umat Islam sehingga merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), pernah memimpin OKI, dan setiap tahun juga turut menunaikan ibadah haji. Lagi pula, Saudi sudah pernah membantu Iran sebagaimana negara-negara Arab Teluk lainnya ketika Iran dilanda gempa besar sehingga tak perlu sekarang malah tampak seakan membaurkan isu politik dengan isu kemanusiaan.

Saudi kali ini tampak begitu total dalam membuntuti sekutu besarnya, AS, dalam memperlakukan Iran. AS bukan saja enggan mengirim bantuan, melainkan juga menolak desakan pencabutan atau setidaknya peringanan embargonya terhadap negeri mullah tersebut, meski untuk sementara waktu, yakni sampai badai wabah virus corona berlalu.

Perlakuan AS itu memperpanjang deretan bukti betapa negara ini tak menyisakan sedikitpun rasa kemanusiaan kepada negara dan bangsa yang dimusuhinya hanya lantaran berani berkata tidak kepadanya. Dan ini tentu merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan untuk sebuah negara besar yang selama ini berlagak sebagai polisi dunia, mengaku memperjuangkan kebebasan di dunia, dan kerap berkhotbah tentang urgensi kepedulian kepada HAM di depan banyak negara Dunia Ketiga.

Kontras dengan perlakuan AS, China yang kondisinya belakangan membaik setelah diobrak-abrik oleh wabah tersebut justru sangat antusias membantu Iran dengan mengirim sarana medis sekaligus para ahlinya.

Beberapa negara lain juga mengirimkan bantuan kepada Iran sehingga juga layak diapresiasi. Namun, di antara semua negara yang peduli kemanusiaan itu, negara-negara Arab Teluk lebih layak untuk diapresiasi karena sentimen kemanusiaan mereka berhasil mengalahkan sentimen politik maupun sektariannya sehingga sudi memberikan bantuan. (mm)

DISKUSI: