Assad: “Saya Memutuskan Untuk Berpartisipasi Dalam Pemilihan Presiden Mendatang di Suriah”
Presiden Bashar Assad dalam sebuah wawancara eksklusif, mengatakan kepada AFP bahwa ia telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam pemilihan presiden mendatang di Suriah. Dia juga menekankan bahwa Perang Melawan Teror harus menjadi fokus utama dari konferensi perdamaian Jenewa 2 .
Konferensi Geneva 2 dimulai pada hari Rabu, 22 Januari, Assad meluruskan mengenai harapan dari dia dan pemerintahannya terkait proses negosiasi dengan oposisi Suriah di Swiss .
“Saya tidak menemukan alasan mengapa saya harus tidak boleh mencalonkan diri pada pemilu? Ada keinginan dan opini publik yang mendukung pencalonan saya, dan saya tidak akan ragu sedetik untuk mengikuti pemilihan, dan peluang saya signifikan”
Setelah dua hari perdebatan sengit, Koalisi Nasional Suriah dari kubu oposisi telah sepakat untuk hadir di Swiss untuk pembicaraan damai yang dijadwalkan untuk 22 Januari. Tetapi kelompok oposisi politik yang didukung Barat ini terus mendesak agar pemerintahan transisi di masa depan harus terbebas dari Assad dan orang orangnya.
Assad menolak ini, dan menyatakan bahwa tujuan oposisi untuk mengeleminasinya adalah semata mata karena dikendalikan oleh negara Barat. Assad juga menanggapi permintaan oposisi yang kedua yang tidak kalah besar yaitu meminta posisi PM (perdana menteri) harus berasal dari oposisi.
“Permintaan yang tidak realistis sekaligus lelucon yang bagus. Bagaimana mereka bisa menjadi menteri di pemerintahan jika mereka semua hanya mampu datang ke perbatasan Suriah ‘untuk berfoto 30 menit’ dan setelah itu mereka lebih memilih untuk melarikan diri.”
“Kami tegaskan, bahwa kami telah mencapai kemajuan dalam pertempuran tidak berarti bahwa kemenangan sudah dekat, pertempurannya yang rumit, sulit dan membutuhkan banyak waktu. Jika Damaskus sampai kalah dalam pertempuran, itu berarti akan terjadi huru hara dan penyebaran kekacauan di seluruh Timur Tengah.”“Konferensi Jenewa harus menghasilkan hal yang jelas berkenaan dengan perang melawan terorisme di Suriah. Inilah keputusan yang paling urgent untuk disepakati dalam perundingan. Setiap solusi politik yang dicapai tanpa adanya persetujuan bersama untuk memerangi terorisme, maka solusi itu sama sekali tidak bernilai.”
Presiden Assad juga mengecam Perancis, menuduh Paris menjual prinsip-prinsip revolusi Perancis sebagai imbalan atas petrodolar dari kerajaan-kerajaan Teluk Persia .
“Perancis telah menjadi negara proxy yang menerapkan kebijakan Qatar. Begitu pula dengan yang kita saksikan sekarang yaitu antara Perancis dan Arab Saudi. Perancis telah menjual prinsip prinsip revolusi Perancis dengan imbalan miliar dollar.Assad juga menyatakan bahwa semua kebijakan negara-negara Barat dan negara monarki di Teluk yang bekerja sama mengekspor terorisme ke Suriah pada dasarnya merupakan implementasi dari kebijakan tunggal dari satu negara yaitu Amerika Serikat .
“Sejak tahun 2001 dan serangan teroris pada New York, belum ada negara Eropa yang membuat sebuah kebijakan, di Barat hanya ada kebijakan Amerika , yang dilaksanakan oleh beberapa negara Eropa.”
Assad menolak Perancis memainkan peran penting dalam dengan penyelesaian damai atas krisis Suriah. (Liputan Islam/ Russia Today/ AF)