Arab Saudi “Sandera” Tanker Minyak Iran
Tehran, LiputanIslam. Com—Para pejabat Iran telah memperingatkan Arab Saudi agar tidak menjadikan kapal tanker minyak Iran sebagai sandera.
Pada 2 Mei, otoritas Arab Saudi memberitahukan bahwa penjaga pantainya telah menyelamatkan sebuah kapal tanker minyak Iran, bernama Happiness I, bersama dengan 26 awak kapalnya di pelabuhan Laut Merah Jeddah, setelah mengalami kerusakan pada bagian mesin dan kehilangan kendali.
Baca: Trump Minta Iran “Berhati-hati” dengan Ancaman
Dua bulan kemudian, meskipun sudah diperbaiki, Saudi menolak untuk membiarkan kapal itu pergi, dan pada saat yang sama menagih Iran $ 200.000 sehari untuk pemeliharaan kapal di Jeddah.
“Awalnya, pemerintah Saudi menunjukkan perilaku yang baik: memberikan bantuan teknis kepada kapal yang rusak, dan anggota kru dengan paket makanan. Namun beberapa Minggu kemudian Saudi menghentikan bantuan nya, “kata anggota parlemen Iran, Jalal Mirzaei, pada Rabu (3/7) kemarin.
Mohammad-Javad Jamali Nobandegani, wakil ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, yakin pemerintah Saudi berusaha menggunakan kapal tanker minyak sebagai “sandera”.
“Penolakan Arab Saudi untuk mengeluarkan kapal Iran dari negara Arab semacam pencarian tebusan dan penyanderaan. Saya pikir Saudi ingin menggunakan situasi itu untuk membalas dendam atas kerusakan yang mereka alami di tempat-tempat seperti Yaman,” katanya.
Namun, ia menambahkan, ini adalah permainan bodoh dan kekanak-kanakan, yang akhirnya akan membahayakan Riyadh.
Dia juga mendesak Saudi -seperti halnya Amerika – untuk tidak menguji tekad Iran dan menghindari naiknya ketegangan di kawasan itu, terutama setelah jatuhnya pesawat mata-mata AS yang telah melanggar wilayah udara Iran.
Anggota parlemen lain, Jalal Rahimi Jahanabadi, yang duduk di Komisi Hukum Parlemen, telah meminta pemerintah untuk menuntut Arab Saudi kepada Organisasi Maritim Internasional.
Baca: Pasukan Iran Ancam AS dengan “Senjata Rahasia”
Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh mengatakan kepada wartawan bahwa pejabat Iran di Perusahaan Tanker Minyak Nasional sedang menindaklanjuti nasib kapal tersebut dan mengatakan, “masalah akan segera diselesaikan. ”
“Masalah ini memang memberikan beban keuangan kepada Iran, tetapi kami lebih khawatir tentang kemungkinan bencana lingkungan di kawasan itu,” katanya.
Pejabat Iran mengatakan, insiden itu terjadi pada 30 April saat kapal tanker Happiness I sedang dalam perjalanan menuju Terusan Suez dan mengalami kebocoran.
26 anggota awak, termasuk 24 warga Iran dan dua warga Bangladesh, dilaporkan selamat. Semua tindakan pencegahan untuk menghindari kerusakan lingkungan telah dilakukan.
Kelompok pengamat TankerTrackers memperkirakan kapal itu tengah mengangkut hingga 1,22 juta barel minyak mentah.(FD/Presstv)