Analis: Penembakan di Orlando Balasan Atas Simpati untuk Ali

0
709
dinding klub gay yang rusak akibat penembakan

dinding klub gay yang rusak akibat penembakan

Orlando, LiputanIslam.com--Kevin Barret, analis politik Timur Tengah, menyatakan bahwa penembakan massal yang terjadi di klub malam kaum gay di Orlando, AS, adalah balasan atas simpati luar biasa terhadap Islam yang muncul di tengah opini publik seiring dengan prosesi pemakaman petinju legendaris Muhammad Ali. Menurut Barret, pemakaman Ali menjadi kampanye yang sangat efektif dalam memperlihatkan citra baik Islam, dan ini membuat cemas para pendukung Israel.

Pelaku penembakan tersebut bernama Omar Mateen, warga Amerika Serikat (AS) keturunan Afghanistan. ISIS telah mengeluarkan pernyataan bahwa Mateen adalah anggota mereka. Mateen sendiri tewas dalam penyerbuan petugas bersenjata di lokasi kejadian. Mateen diketahui pernah bekerja di sebuah perusahaan keamanan terkemuka G4S sejak tahun 2007. Jasa kelompok G4S digunakan di pusat-pusat penahanan Israel dan juga pengamanan haji. [Baca: Arab Saudi Bersahabat dengan Israel]

Barret mendasarkan analisisnya dari pertanyaan penting: siapa yang diuntungkan dalam kasus Orlando?

“Jelas bukan kaum Muslim,” kata Barret dalam artikel yang ditulisnya di veteranstoday.com.

Ali dikenal sebagai pejuang perdamaian, dan kalimat legendarisnya akan terus dikenang, “Atas nama saya dan nama seluruh umat Muslim Amerika, saya mendukung perjuangan Palestina untuk membebaskan tanah air mereka dari penjajahan Zionis.”

Pemakaman Ali mendapatkan perhatian luas dari dunia internasional dan di dalamnya seruan pembelaan terhadap Palestina juga digaungkan, antara lain oleh seorang Rabi Yahudi teman mendiang Ali, Rabi Lerner. [Baca: Teks Lengkap Pidato Rabi Yahudi di Pemakaman Ali]

Sementara itu, menurut Barret, dalam pekan yang sama, kaum Zionis mulai ketakutan melihat semakin masifnya upaya perdamaian di Palestina. Seperti dilansir Washington Post, ada kekhawatiran bahwa Obama akan mendukung resolusi Dewan Keamanan PBB terkait pembentukan Negara Palestina dengan batas wilayah pra-1967.

Kasus pembunuhan massal di Orlando, yang dilakukan oleh seorang Muslim yang disebut-sebut terkait dengan ISIS, jelas menghalangi Obama untuk mengambil langkah positif terkait Palestina.

Barret juga mengungkapkan beberapa keanehan kasus ini. Pertama, pelaku ditembak mati, sehingga tidak bisa diadili.

“Seharusnya prioritasnya adalah menangkap hidup-hidup agar bisa dilacak motif dan jaringannya,” tulis Barret.

Kedua, besarnya jumlah korban juga mencurigakan. Sulit dipercaya bahwa satu penembak amatir bisa menewaskan 50 orang sekaligus, tulis Barret. Kemungkinan besar, pelaku lebih dari satu orang. Untuk mengetahui dengan pasti, perlu dilakukan uji forensik terhadap seluruh jenazah. Barret juga menyebut bahwa rekam jejak agen Zionis yang berkali-kali melakukan operasi palsu (false flag operation)

“Tentu saja, sangat mungkin nanti tiba-tiba muncul nama Muslim lain dalam kasus ini, untuk menjadi aktor dalam aksi public relation berdarah yang akan menghapus “Pekan Muhammad Ali” dari opini publik dan membantu Netanyahu melawan tekanan internasional agar Israel angkat kaki dari wilayah pendudukan,” tandas Barret. (dw)

 

DISKUSI: