9 Alasan Dusta Netanyahu Soal Kemajuan Pertukaran Tawanan dengan Hamas

0
825

Gaza,LiputanIslam.com-Media-media Zionis mengutip dari PM Benyamin Netanyahu terkait adanya kemajuan dalam perundingan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Kanal 7 Israel melaporkan, kabar ini diumumkan Netanyahu dalam rapat kabinet pada Minggu (7/5) lalu.

Kanal 12 Israel mengungkapkan, hal ini diumumkan Netanyahu menyusul kritik-kritik terhadap dirinya usai penyerahan jenazah sejumlah syuhada Palestina. Saat menjawab kritik-kritik tersebut, Netanyahu berkata,”Kita sudah lebih dekat dari sebelumnya kepada penyelesaian pertukaran tawanan. Namun tekanan-tekanan (dari dalam) Israel berpengaruh negatif pada upaya-upaya ini.”

Sumber-sumber Zionis berkali-kali mengklaim adanya kemajuan dalam berkas pertukaran tawanan. Namun Hamas selalu menyangkal dan mengkritik Israel yang selalu ingkar janji dalam masalah ini.

Analis masalah Israel, Adil Yasin menilai bahwa klaim Netanyahu ini tak lebih dari omong kosong politis.

Shehab News melaporkan bahwa Yasin menyebut statemen Netanyahu ini seperti menabur abu di mata dan merupakan buih-buih media demi menutupi kegagalan Kabinetnya dalam berkas ini, juga untuk mengelabui keluarga para serdadu yang ditawan Hamas sejak 9 tahun silam.

Menurut Yasin, ada 9 alasan kenapa klaim Netanyahu hanya omong kosong:

Pertama, kubu Resistansi Palestina bersikeras dengan syarat-syaratnya, serta menolak untuk mengaitkan isu tawanan dengan kemudahan-kemudahan ekonomi. Dengan kata lain, Resistansi Palestina tidak terbujuk oleh tawaran Israel untuk membebaskan serdadunya dengan imbalan rekonstruksi Gaza.

Kedua, jauhnya jarak syarat-syarat Hamas dengan syarat-syarat Israel, yang masih bermimpi untuk melunakkan sikap Resistansi Palestina dengan memandang isu tawanan sebagai masalah kemanusiaan.

Ketiga, Rezim Netanyahu masih bergantung kepada faktor waktu sebagai garansi untuk mengakhiri berkas ini, seperti yang terjadi dalam kasus serdadu Ron Arad.

Keempat, setiap pertukaran tawanan membutuhkan Pemerintahan stabil yang bisa mengambil keputusan. Namun siapa pun yang melihat Rezim Netanyahu akan menyimpulkan bahwa ini adalah rezim pincang yang nyaris lumpuh.

Kelima, esensi Kabinet Netanyahu sebagai kelompok sayap kanan, dan konflik antara sayap kanan moderat dan sayap kanan radikal. Faktor ini menghalangi pengesahan kesepakatan baru soal pertukaran tawanan.

Keenam, absennya keluarga para serdadu tawanan Israel dalam memainkan peran utama. Mereka hanya sekadar mengulang-ulang perdebatan tentang pembebasan anak-anak mereka serta melemparkan tanggung jawab kepada pihak-pihak politik dan militer.

Ketujuh, tereduksinya perhatian masyarakat Zionis terhadap isu serdadu tawanan. Mereka meyakini bahwa hal utama yang mesti diperhatikan Pemerintah adalah menekan kenaikan harga barang-barang pokok. Dalam sebuah jajak pendapat, 74 persen warga Zionis berpendapat bahwa krisis ekonomi adalah isu terpenting yang harus diatasi Kabinet Israel.

Kedelapan, efek dari kesepakatan pertukaran tawanan Palestina dengan Gilad Shalit berupa perasaan kekalahan Rezim Zionis di semua level politik-sosial di hadapan Gaza. Israel dengan semua kekuatan militernya terpaksa membebaskan 1.000 tawanan Palestina untuk ditukar dengan satu serdadunya.

Kesembilan, kesepakatan baru pertukaran tawanan dengan Gaza akan semakin mengikis daya tangkal Rezim Zionis, yang akan menjadi pengakuan baru bahwa Tel Aviv kembali dikalahkan Hamas. Ini akan membuat Hamas semakin dicintai rakyat Palestina dan membuat mereka kian yakin bahwa perlawanan adalah satu-satunya cara untuk mengambil kembali hak bangsa Palestina. (af/fars)

DISKUSI: