7 Tentara Ukraina Tewas dalam Pertempuran Sengit Paska Gencatan Senjata
Kiev, LiputanIslam.com — Setidaknya tujuh tentara Ukraina dipastikan tewas dalam pertempuran paling sengit yang terjadi di Ukraina timur paska ditandatanganinya perjanjian damai untuk menghentikan konflik bersenjata yang telah menelan ribuan korban jiwa.
BBC News melaporkan, Selasa (30/9), pertempuran yang menewaskan ke-7 tentara tersebut terjadi di Bandara Donetsk, Senin (29/9) malam. Sebuah bom yang ditembakkan tank pemberontak menghancurkan sebuah kendaraan pengangkut pasukan Ukraina. Tiga korban sipil juga tewas dalam insiden terpisah.
Pertempuran terakhir ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perjanjian damai yang telah ditandatangani pihak-pihak yang bertikai dianggap batal.
Ke-7 tentara Ukraina itu tewas dalam pertempuran mempertahankan Bandara Donetsk dari serangan pemberontak.
“Dalam pertempuran malam itu, sebuah kendaraan pengangkut personil lapis baja yang mengangkut pasukan payung Ukraina mendapatkan tembakan langsung dari sebuah tank,” kata jubir militer Ukraina Kolonel Andriy Lysenko kepada wartawan.
“Pertempuran sengit terjadi. Pasukan payung kami mengalami kekalahan,” tambahnya.
Menurut Lysenko secara keseluruhan dalam pertempuran yang telah berlangsung selama 2 hari terakhir, sebanyak 9 prajurit Ukraiana telah gugur dan 27 lainnya mengalami luka-luka.
Secara terpisah pemerintahan separatis Donetsk mengatakan kepada AFP bahwa 3 warga sipil tewas selama periode yang sama.
Organisasi Kerjasama Keamanan Eropa OSCE yang mengawasi pelaksanaan gencatan senjata membenarkan terjadinya pertempuran sengit di sekitar Bandara Donetsk.
Jubir OSCE Michael Bociurkiw juga menyebutkan terjadinya pertempuran di luar kota Mariupol pada hari Jumat (26/9) dan Sabtu (27/9).
Hanya beberapa saat sebelum gencatan senjata ditandatangani tanggal 5 September lalu, pemberontak telah menempatkan sejumlah besar pasukannya di luar kota Mariupol, sebuah kota pelabuhan yang strategis di tepian Laut Azov.
Minggu lalu Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan bahwa “bagian paling berbahaya” dari krisis Ukraina telah berlalu, menyusul ditandatanganinya perjanjian damai antara pihak-pihak yang terkait di Minsk tiga minggu yang lalu.
Pemerintan dan parlemen Ukraina bahkan telah setuju untuk memberikan status khusus kepada wilayah yang hendak memisahkan diri, Donetsk dan Luhansk.
Sementara itu selama beberapa hari terakhir media-media Rusia melaporkan penemuan kuburan massal di desa Nizhnya Krynka, di dekat kota Donetsk. Setidaknya 6 jenasah ditemukan di dalam satu kuburan yang ditemukan para pemberontak. Diduga mereka adalah korban pasukan Ukraina yang menduduki wilayah itu sebelumnya.
Penasihat menteri dalam negeri Ukraina, Anton Herashchenko, membantah kabar tersebut dan menyebutnya sebagai “kebohongan yang nyata”. Namun jubir OSCE membenarkan keberadaan kuburan massal tersebut meski mengaku tidak bisa melakukan uji forensik untuk memastikan hal tersebut.(ca)