Iran Imbau Saudi Memetik Pelajaran Dari Sejarah Intervensi Militer AS di Timteng

0
525

Iran Amir-AbdollahianTeheran, LiputanIslam.com – Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir Abdollahian mendesak pemerintah Arab Saudi supaya segera menghentikan serangannya ke Yaman dengan memetik pelajaran dari sejarah intervensi militer Amerika Serikat (AS) di kawasan.

“Musuh-musuh dunia Islam telah membuat Arab Saudi terlibat perang terhadap Yaman dengan tujuan menjadikan Arab Saudi sebagai Libya kedua, dan melemahkah negara-negara Islam,” ungkap Abdollahian, sebagaimana dilansir kantor berita resmi Iran, IRNA, Minggu (6/4/2015).

Dia mengingatkan bahwa tragedi kemanusiaan sedang terjadi Yaman.
“Blokade terhadap Yaman dan tidak diperbolehkannnya pengiriman bantuan kemanusiaan PBB ke sana sama sekali tidak bisa dibenarkan,” tuturnya.

Dia juga mengingatkan serangan Saudi Yaman hanya akan menyebabkan menjamurnya terorisme dan kehancuran kekuatan umat Islam yang pada gilirannya akan menguatkan posisi rezim Zionis Israel di Timur Tengah.

“Membantu perkembangan terorisme dan Zionisme di Yaman dan kawasan bertolak belakang dengan keamanan Haramaian (Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi Madinah) di Arab Saudi, dan Teheran akan terus aktif berusaha menghentikan secepatnya serangan militer itu dan berkonsentrasi pada jalur diplomatik dan bantuan kemanusiaan,” katanya.

Amir Hussain Abdollahian juga menegaskan bahwa negara-negara yang ikut terlibat dalam serangan militer ke Yaman akan tercatat sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kacaunya keamanan negara mereka sendiri dan keamanan kolektif Timur Tengah.

Seperti diketahui, Saudi dan beberapa negara Arab sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 26 Maret lalu dengan dalih demi memulihkan kekuasaan presiden yang mereka anggap sah, Abd Rabbuh Mansur Hadi yang melarikan diri ke Arab Saudi.

Dalam serangan itu mereka juga tidak dilaporkan tidak memperkenankan masuknya bantuan kemanusiaan ke Yaman serta menolak permintaan PBB supaya diberlakukan gencatan senjata 2 jam/hari demi penyaluran bantuan kemanusiaan dan menyelamatkan serta mengevakuasi warga sipil yang menjadi korban serangan udara. (mm)

DISKUSI: